ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN
PADA PT CIPUTRA DEVELOPMENT
Disusun oleh:
Praptining Andari (7311413190)
Fajar Nurlaila (7311413222)
Jurusan Manajemen
Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
2015
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap
perusahaan yang didirikan sudah pasti mengharapkan sebuah profit yang tinggi.
Untuk mendapatkan hal itu perusahaan memerlukan strategi jangka pendek maupun jangka
panjang.Strategi tersebut juga akan membantu perusahaan untuk bertahan dalam dunia
persaingan.
Seperti
yang dilakukan oleh PT Ciputra Development yang menerapkan beberapa strategi dalam
usahanya untuk meraih profit dan mempertahankan eksistensinya di bidang properti.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai strategi yang digunakan oleh Ciputra.
2. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah profil (visi, misi, tujuan, dan strategi) dari PT Ciputra?
- Apakah visi dan misi PT Ciputra masih mampu membawa perusahaan bertahan di pasar?
- Apa saja faktor eksternal (peluang dan tantangan) yang dihadapi oleh PT Ciputra?
- Bagaimanakah analisis dari EF matrik PT Ciputra?
- Bagaimana analisis competitive profile matrik dari PT Ciputra?
- Bagaimana dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki PT Ciputra?
- Bagaimana analisis dari IF matrik PT Ciputra?
- Bagaimanakah analisis SWOT dan BCG dari PT Ciputra?
- Apa strategi jangka panjang yang bisa direkomendasikan untuk PT Ciputra dalam meningkatkan usahanya?
- Hasil yang seperti apa yang diharapkan berdasarkan strategi tersebut?
- Apa tujuan dan kebijakan yang bisa direkomendasikan untuk PT Ciputra dalam jangka waktu pendek (satu tahun kedepan)?
- Bagaimana evaluasi strategi diterapkan pada PT Ciputra?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profil PT Ciputra Development
PT Ciputra Development adalah salah satu perusahaan
properti terkemuka di Indonesia yang didirikan oleh Ir. Ciputra pada tahun
1981.Pengembangan properti perumahan skala besar dan komersial adalah keahlian bisnis
dan inti perusahaan dari PT Ciputra. Saat ini Ciputra Development memiliki bidang
usaha berupa real estate, hospital,
university, apartment, hotel, mall.
Visi:
Mengembangkan sebuah grup bisinis properti
dengan inovasi dan kreativitas yang
tinggi secara terus-menerus dalam menciptakan niali tambah dalam penyediaan ruang
kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik lagi bagi masyarakat dan para stakeholder.
Misi:
Menjadi yang terbaik dan terdepan dalam bisnis properti
dengan mengembangkan pusat bisnis, komunitas dan gaya hidup yang paling unggul,
professional dan menguntungkan bagi para konsumen, menjadi tempat kerja yang
paling menarik dan menantang bagi para karyawan, menjadi investasi yang paling
menguntungkan bagi para pemegang saham dan menjadi berkat yang nyata bagi masyarakat
dan tanah air.
Tujuan:
Mendirikan
dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang perdagangan,
industri, investasi, pembangunan, pengembangan dan jasa.
Strategi:
PT Ciputra menggunakan strategi bisnis yaitu
diversifikasi produk untuk meningkatkan profit dan memperluas pangsa pasarnya.
2. Identifikasi Visi dan Misi Perusahaan
Analisis
visi PT Ciputra :
a. What
do we want to become?
Menjadi grup bisnis properti terkemuka dan
menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam bisnis.
Analisis
misi PT Ciputra menurut Peter Drucker (1968:66) :
a. What is our business?
Perusahaan property yang melakukan
diversifikasi dalam proyek pembangunan rumah sakit, gedung perkantoran, apartemen,
universitas, dan mall.
b. Who is our customer?
Pelanggan dari PT Ciputra adalah mereka yang membutuhkan hunian yang nyaman.
c. What does the customer buy?
Pelanggan membeli produk Ciputra dalam
bentuk rumah, apartemen, layanan hotel dan rumah sakit, layanan pendidikan,
serta tempat hiburan mall.
d. What is value to the customer?
Nilai yang didapat oleh pelanggan adalah kepuasan
dalam bertempat tinggal di hunian yang nyaman.
Analisis
misi PT Ciputra menurut Pearce and Robinson (2005:26) :
a. Why is this firm in business?
Ciputra merupakan perusahaan bisnis karena
menghasilkan keuntungan bagi pelanggan, stakeholder dan karyawan PT Cipura.
b. What
are our economic goals?
Menjadi investasi yang paling
menguntungkan bagi para pemegang saham.
c. What
is our operating philosophy in term of quality, company image, and self
concept?
Operating
philosophy : Ciputra menghargai peran media yag
menjadi sumber inspirasi bisnis. Perusahaan memperbaiki diri dengan menggunkan
informasi media.
Company
image : reputasi yang dimiliki Ciputra sangat
dikenal baik oleh masyarakat, sehingga membawa Ciputra memperoleh penghargan
sebagai Developer Of The Year pada
tahun 2015 dari Property and Bank Award X
Self
image : Ciputra tidak menjual proyek saat sudah
selesai, tapi dari mulai proses pembnagunan. Hal ini dilakukan guna memberikan added value kepada konsumen.
Core
competencies dari PT Ciputra adalah mengelola
proyek-proyek dengan terus-menerus dan menekankan pada kualitas serta keindahan
untuk mencapi target.
Competitive
advantages dari PT Ciputra adalah menawarkan
keunggulan dari berbagai konsep arsitektur yang unik dan modern dalam semua
proyek property, perumahan secara komersil.
e. What
customer do and can we serve?
Pelanggan menginginkan pelayanan yang baik
dari pihak marketing serta menginginkan hunian yang sesuai dengan ekspektasi
mereka. Ciputra telah memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan, terbukti
dengan diraihnya penghargaan dalam ajang Indonesia Property and Bank Award X 2015 sebagai Marketing Property Professional yang inovatif dan kreatif untuk
kategori Special Award dan Best Residental Interior Design.
f. How
do we view our responsibilities to stockholders, employees, communities,
environment, social issues, and competitors?
Responsibilities
to stockholders : pemberian deviden bagi para
pemegang saham.
Responsibilities
to employees : memberikan tempat kerja yang
nyaman dan menari bagi karyawan.
Responsibilities
to communities : memberikan gaya hidup yang paling
ungul dan professional.
Responsibilities
to environment : menyerahkan 1,3 ha lahan pada
pemerintah untuk dijadikan drainase
di waduk Sepat.
Responsibilities
to social issues : kebtuhan masyarakat akan hiburan
meningkat untuk itu, Ciputra membangun fasilitas hiburan berupa bianglala untuk
masyarakat umum.
Responsibilities
to competitors: kami tidak menemukan data yang
menjelaskan responsibility Ciputra
pada pesaing, untuk itu kami menyimpulkan bahwa Ciputra tidak melakukan
responsibility pada pesaingnya.
Analisis misi menurut David
(2007:64):
a. Customer
Pelanggan dari
Ciputra adalah kalangan menengah keatas
b. Product
or services
Produk dari Ciputra berupa perumahan,
apartemen, rumah sakit, mall, universitas, hotel.
c. Markets
Pasar yang dituju Ciputra adalah kawasan
Indonesia dan Asia seperti Thailand dan Hongkong.
d. Technology
Ciputra menggunakan teknologi smart home
yaitu CCTV, panel sensor, dan komponen lain yang menggunaka tenaga listrik, dan
semuanya hanya dalam satu tombol pengendali.
e. Concern
for survival, growth, and profitability
Concern
for survival : Ciputra terus mengembangkan
dsain-desain produk sesuai dengan selera dan gaya hidup masyarakat saat ini.
Concern
for growth : Ciputra terus mencoba berekspansi ke
kawasan Asia.
Concern
for profitability : Melalui pengembangan
produk dan perluasan pangsa pasar Ciputra.
f. f. Piloshopy
Ciputra ingin membangun bukan hanya rumah dan bangunan fisik tetapi juga membangun kehidupan manusia yang ada didalamnya.
g. Self concept
Ciputra tidak menjual proyek saat sudah
selesai, tapi dari mulai proses pembnagunan. Hal ini dilakukan guna memberikan added value kepada konsumen.
h. Concern
for public image
Ciputra melakukan bakti social untuk
korban banjir di Jakarta tanggal 23 Januari dengan memberikan bantuan berupa
selimut, obat-obatan, alat kebersihan, bubur bayi, bahan makanan instan, beras,
dan sebaginya pada tiap posko banjir.
Berdasarkan analisis diatas kami menyimpulkan bahwa visi dan misi yang digunakan oleh Ciputra masih relevan dengan keadaan saat ini dan masih memungkinkan perusahaan untuk tetap berada pada dunia persaingan properti. Hal ini didukung dengan adanya upaya untuk terus menciptakan nilai tambah dan mengembangkan inovasi pada produk sesuai dengan keadaan pasar yang dilakukan oleh Ciputra.
3. Faktor Eksternal Yang Dihadapi Perusahaan
Peluang yang dimliki oleh PT Ciputra adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan ekonomi Asia. Meskipun China sebagi pusat ekonomi Asia sedang mengalami kondisi perekonomian yang sedang kurang baik, tetapi hal ini tidak berpengaruh besar terhadap Hongkong yang menjadi Negara tujuan ekspansi Ciputra saat ini.
b. Pertumbuhan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk mengindikasikan bahwa kebutuhan hunian semakin meningkat.
c. Tren pertumbuhan properti. Tren pertumbuhan properti terus mengalami peningkatan, ini berarti memungkinkan industri properti untuk terus maju dan berkembang dalam menghadirkan hunian yang berkualitas.
d. Demand/permintaan pasar. Meningkatnya kebutuhan akan hunian merupakan suatu peluang.
Ancaman yang dihadapi oleh PT Ciputra adalah sebagai berikut:
a. Pesaing potensial. Melihat besarnya minat dan permintaan akan hunian memungkinkan munculnya pesaing potensial yang dapat mengancam keberadaan perusahaan.
b. Produk subtitusi. Produk substitusi berupa apartemen dari produk pesaing dapat mengancam usaha inti dari Ciputra yaitu perumahan, karena dapat mengalihkan minat konsumen.
c. Inflasi. Adanya inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk membeli hunian, Karena mereka akan cenderung mengutamakan kebutuhan prioritasnya.
d. Kebijakan pemerintah. Adanya batasan dalam pembukaan lahan akan membatasi peluang Ciputra untuk mendirikan proyek baru.
4. Matrik EF
Peluang
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Perkembangan ekonomi Asia
|
0.05
|
2
|
0.1
|
Pertumbuhan penduduk
|
0.15
|
3.8
|
0.57
|
Tren pertumbuhan property
|
0.15
|
4.1
|
0.615
|
Permintaan pasar
|
0.15
|
5
|
7.5
|
Ancaman
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Pesaing potensial
|
0.125
|
4.5
|
0.5625
|
Produk substitusi
|
0.125
|
3
|
0.375
|
Inflasi
|
0.125
|
4.7
|
0.5875
|
Kebijakan pemerintah
|
0.125
|
2.5
|
0.3125
|
Total
|
1
|
10.6225
|
5. Competitive Profile Matrik
faktor-faktor
keberhasilan penting
|
Bobot
|
Ciputra
|
Podo Moro
|
Lippo
|
|||
Rating
|
Skor
|
Rating
|
Skor
|
Rating
|
Skor
|
||
Iklan
|
0.15
|
3
|
0.45
|
3
|
0.45
|
1
|
0.15
|
Kualitas Produk
|
0.15
|
4
|
0.6
|
4
|
0.6
|
2
|
0.3
|
Daya Saing harga
|
0.1
|
1
|
0.1
|
1
|
0.1
|
2
|
0.2
|
Manajemen
|
0.1
|
4
|
0.4
|
4
|
0.4
|
3
|
0.3
|
Posisi keuangan
|
0.1
|
4
|
0.4
|
4
|
0.4
|
2
|
0.2
|
Loyalitas
konsumen
|
0.15
|
2
|
0.3
|
2
|
0.3
|
1
|
0.15
|
Ekspansi global
|
0.05
|
3
|
0.15
|
3
|
0.15
|
3
|
0.15
|
Pangsa Pasar
|
0.2
|
3
|
0.6
|
3
|
0.6
|
3
|
0.6
|
Total
|
1
|
3
|
3
|
2.05
|
6. Faktor Internal
Kekuatan yang dimiliki Ciputra:
a. Kualitas SDM. Ciputra memiliki SDM yang berpengalaman dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen.
b. Reputasi perusahaan. Brand image Ciputra sudah dikenal luas oleh masyarakat sehingga lebih mudah dalam mengenalkan produk pada konsumen.
c.
Responsif terhadap selera konsumen. Ciputra memiliki unit riset dan
pengembangan yang selalu bekerja untuk menganalisis perubahan selera
konsumen.
d. Joint venture. Ciputra bekerjasama dengan salah satu bank dalam pemberian KPR untuk memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran.
Kelemahan yang dimiliki Ciputra:
a. Pangsa
pasar. Untuk saat ini pangsa pasar yang dibidik Ciputra hanya untuk kalangan menengah
keatas.
b. Biaya
promosi dan pengiklanan. Biaya yang dikeluarkan untuk promosi dan pengiklanan cukup
besar.
c. Harga
Jual. Harga yang ditawarkan Ciputra belum sepenuhnya terjangkau untuk seluruh kalangan,
hanya terbatas untuk kalangan menengah keatas.
d. Suksesi.
Sampai saat ini pengelolaan usaha Ciputra masih berada ditangan generasi pertama.
7. Matrik IF
Kekuatan
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Kualitas SDM
|
0.15
|
4.1
|
0.615
|
Reputasi perusahaan
|
0.15
|
5
|
0.75
|
Responsif terhadap selera konsumen
|
0.1
|
4.5
|
0.45
|
Joint Venture
|
0.1
|
3
|
0.3
|
Kelemahan
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Pangsa pasar
|
0.2
|
3.7
|
0.74
|
Biaya promosi dan pengiklanan
|
0.15
|
3.8
|
0.57
|
Harga jual
|
0.1
|
3.7
|
0.37
|
Suksesi
|
0.05
|
3
|
0.15
|
Total
|
1
|
3.945
|
8. Analisis SWOT dan BCG
a. SWOT
Strenghts
|
Weakness
|
|
IF
|
S1 Kualitas SDM
|
W1 Pangsa pasar
|
S2 Reputasi perusahaan
|
W2 Biaya promosi dan
pengiklanan
|
|
EF
|
S3 Responsive terhadap
selera konsumen
|
W3 Harga jual
|
S4 Joint Venture
|
W4 Suksesi
|
|
Opportunities
|
SO
|
WO
|
O1 Perkembangan
ekonomi Asia
|
Meningkatkan program
CSR untuk memenangkan konsumen dari pesaing (S2O4)
|
Memperluas
pangsa pasar seiring dengan permintaan pasar yg meningkat (W1O4)
|
O2 Pertumbuhan
penduduk
|
||
O3 Tren pertumbuhan
property
|
Mengembangkan unit research and development untuk
mengetahui selera konsumen seiring dg pertumbuhan penduduk yg beragam (S3O2)
|
Meningkatkan
promosi di pasar internasional (W2O1)
|
O4 Permintaan pasar
|
||
Threats
|
ST
|
WT
|
T1 Pesaing potensial
|
Memperkuat promosi dan
memperluas pangsa pasar melalui brand image yg dimiliki utk menekan pesaing
potensial (S2T1)
|
Bekerjasama dengan
bank dalam pemberian KPR ringan (W3T3)
|
T2 Produk substitusi
|
||
T3 Inflasi
|
Mengembangkan SDM dgn
pemberian pendidikan yg baik agar dapat mengambil keputusan yg tepat (S1T4)
|
Memperkuat generasi
selanjutnya dlm pengelolaan perusahaan agar tetap dpt bersaing (W4T1)
|
T4 Kebijakan
pemerintah
|
b. BCG
STAR
Real Estate (Perumahan)
|
QUESTION MARK
Apartemen
|
CASH COW
Hotel dan
Mall
|
DOG
Universitas
dan
RS Ciputra
|
Market Growth
Market Share
Star: Pertumbuhan
tinggi dan pangsa pasar bisnis atau produk tinggi. Dalam hal ini produk real estate(perumahan) merupakan produk
unggulan yang pertumbuhannya terus meningkat dan memiliki pangsa pasar yang
luas.
Question Mark:
Pangsa pasar rendah namun pertumbuhannya tinggi. Dalam hal ini produk apartemen
merupakan produk yang masih dapat berkembang. Untuk itu perlu dilakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan level produk menjadi Star.
Cash Cow:
Pertumbuhan yang rendah dengan pangsa pasar bisnis yang tinggi.Meskipun pangsa pasar Ciputra tinggi, namun salah satu
produknya yaitu hotel mengalami pertumbuhan yang masih rendah.
Dog: Pertumbuhan
rendah dan pangsa pasarnya juga rendah. Pertumbuhan produk Ciputra berupa
universitas dan rumah sakit masih terbilang rendah, begitu juga dengan pangsa
pasarnya.
Setelah melakukan analisa menggunakan matrik BCG, kami merekomendasikan PT
Ciputra untuk melakukan beberapa strategi sesuai dengan masing-masing kuadran,
seperti:
a. Star
(Perumahan)
Agar produk perumahan tetap berada pada
kuadran star atau unggulan maka Ciputra perlu menerapkan strategi pertahanan
posisi, yaitu dengan mempertahankan pangsa pasar dan melakukan pengembangan
produk. Contohnya seperti pengembangan desain perumahan yang sesuai dengan
selera konsumen.
b. Question
Mark (Apartemen)
Produk apartemen sebenarnya masih dapat
berkembang seperti produk perumahan. Namun tentu saja memerlukan upaya untuk
mewujudkannya, yaitu dengan melakukan pengembangan pasar melalui peningkatan
promosi, pengiklanan produk, dan program CSR.
c. Cash
Cow (Hotel dan Mall)
Meskipun pangsa pasar
yang dimiliki cukup luas, namun produk ini mengalami pertumbuhan yang lambat.
Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan produk tersebut
bisa berupa pemilihan lokasi geografis yang terbaik dan potensial serta
melakukan pengembangan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing
produk.
d. Dog
(Universitas dan Rumah Sakit)
Produk ini memiliki pangsa pasar dan pertumbuhan yang
rendah, oleh karena itu perlu diterapkan strategi yang tepat agar produk dapat
bertahan dan naik ke kuadran yang lebih tinggi. Strategi yang dapat dilakukan
untuk kedua produk tersebut adalah dengan menjalin kemitraan atau kerjasama
dengan pihak lain. Contohnya yaitu Universitas Ciputra menjalin kemitraan
dengan beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mengenalkan dan menarik minat
siswa untuk melanjutkan studinya ke sekolah bisnis Ciputa. Sementara untuk
produk rumah sakit, Ciputra perlu memperluas program CSR agar brand dari RS
Ciputra semakin dikenal sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar.
Manfaat analisis SWOT adalah
untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor internal perusahaan (kekuatan
dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal perusahaan (peluang dan ancaman)
yang bisa digunakan untuk menetapkan strategi apa yang sebaiknya digunakan.
Manfaat analisis matrik BCG adalah untuk mengetahui
kondisi pangsa pasar dan pertumbuhan produk berada pada level apa. Setelah itu
dapat dilakukan upaya yang tepat untuk mengubah produk yang masih bisa
berkembang ke level yang lebih baik agar tidak “hilang” dari pasar.
9. Rekomendasi Strategi Jangka Panjang
Berdasarkan analisis SWOT, kami mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan peluang yang dimiliki untuk menciptakan sebuah strategi, yaitu mengembangkan unit research and development untuk mengetahui selera konsumen seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan kebutuhan yang beragam. Terutama dalam hal kebutuhan hunian yang nyaman.
Berdasarkan analisis SWOT, kami mengkombinasikan kekuatan perusahaan dengan peluang yang dimiliki untuk menciptakan sebuah strategi, yaitu mengembangkan unit research and development untuk mengetahui selera konsumen seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan kebutuhan yang beragam. Terutama dalam hal kebutuhan hunian yang nyaman.
Sedangkan berdasarkan analisis matrik BCG, salah satu
produk Ciputra yang berupa Apartemen berada pada level Question Mark, di mana pangsa pasarnya rendah namun pertumbuhannya
tinggi yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan menjadi level Star. Untuk itu, kami merekomendasikan
strategi yang tepat digunakan. Strateginya adalah dengan mengembangkan pangsa
pasar melalui peningkatan promosi dan pengiklanan produk apartemen seperti yang
dilakukan oleh pesaing Ciputra, yaitu Agung Podomoro Land.
10. Hasil Yang Diharapkan dari Rekomendasi Strategi
Dari strategi SWOT di atas, diharapkan perusahaan mampu
mengikuti perubahan selera konsumen seiring dengan perkembangan jaman. Sehingga Ciputra dapat tetap bertahan dan
tidak ditinggalkan oleh konsumen.
Dengan dilakukan promosi yang gencar, diharapkan pangsa
pasar semakin meluas sehingga akan semakin banyak calon konsumen yang mengenal
dan tertarik untuk membeli produk apartemen. Dengan hal itu, produk apartemen
akan meningkat menjadi level Star dan meningkatkan profit perusahaan.
11. Rekomendasi Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka panjang Ciputra adalah mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha- usaha di bidang
perdagangan, industri, investasi, pembangunan, pengembangan dan jasa. Dari
tujuan jangka panjang tersebut, kami menguraikan menjadi tujuan jangka pendek
untuk satu tahun ke depan yang dikhususkan pada bidang pembangunan.
Sehubungan dengan akan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) pada tahun 2016, kami merekomendasikan strategi pengembangan pasar untuk
kawasan ASEAN. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu didukung oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah melalui kualitas SDM yang dimiliki oleh Ciputra.
Kualitas SDM yang paling mendasar dalam hal ini adalah kemampuan SDM dalam
penguasaan bahasa asing khususnya Bahasa Inggris yang merupakan bahasa
internasional untuk memudahkan dalam berkomunikasi di negara tujuan ekspansi.
Dalam kasus ini kami tidak memperoleh data yang pasti mengenai kemampuan
berbahasa asing yang dimiliki oleh SDM dari Ciputra. Namun menurut kami
penguasaan bahasa asing harus dimiliki oleh seluruh SDM, tidak hanya terbatas
pada jajaran pimpinan, bagian pemasaran, dan public relation saja. Namun juga harus
dimiliki oleh sekretaris, staf bagian pembelian, dan bagian lainnya. Oleh karena
itu perusahaan perlu melakukan progam pelatihan dan pengembangan bagi seluruh
SDM untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka.
Selain itu dalam proses perekrutan pegawai, penguasaan
bahasa asing perlu dijadikan salah satu kualifikasi atau persyaratan bagi calon
karyawan yang mendaftar.Keadaan ekonomi dari negara
tujuan juga perlu dianalisis agar dapat mengetahui minat dari calon konsumen terhadap produk Ciputra. Selain itu, Ciputra juga harus mengembangkan
promosi dan pengenalan produk pada pasar yang baru.
12. Tindakan Evaluasi Strategi
a. Mengkaji Landasan Strategi
Pada perusahaan Ciputra kami menggunakan
analisis SWOT dan matriks BCG. Di mana analisis SWOT memaparkan tentang faktor
internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal perusahaan
(peluang dan ancaman). Sedangkan matriks BCG memaparkan mengenai posisi
produk-produk Ciputra di pasar. Menurut kami, kedua analisis tersebut mampu
membantu perusahaan mengambil strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
perusahaan.
b. Mengukur Kinerja Perusahaan
Dalam pengukuran kinerja perusahaan, kami menggunakan analisis
tiga perbandingan, yaitu:
-
Perbandingan kinerja
dari waktu ke waktu
Berdasarkan laporan keuangan Ciputra tahun 2014 yang dipublikasikan
di IDX
Perseroan menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu perusahaan properti terdepan di Indonesia dengan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 6,3 triliun, meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5 triliun. Pendapatan tersebut dikontribusikan oleh penjualan kavling tanah, rumah dan ruko (landed residential) sebesar Rp 4 triliun serta apartemen
dan kantor (high-rise) sebesar Rp 1,1 triliun. Sedangkan
pendapatan komersial dan lainnya (recurring income) memberikan kontribusi sebesar Rp1,1
triliun. Seiring
dengan kenaikan pendapatan usaha, Perseroan berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp 2,2 triliun, meningkat
36,1% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun. Pada akhirnya Perseroan membukukan kenaikan yang signifikan pada laba bersih sebesar 35,7%, menjadi Rp1,3 triliun dari Rp 976,7
miliar pada tahun 2013
dan mencatat margin laba bersih sebesar 20,9%, naik dari 19,2%.
Sedangkan dari laporan posisi keuangan, Perseroan berhasil membukukan kenaikan total aset sebesar 15,8% dari Rp 20 triliun menjadi Rp 23 triliun yang terutama
berasal dari peningkatan persediaan, hal ini terkait dengan progres pembangunan di proyek-proyek. Hal
ini mengindikasikan bahwa kinerja Ciputra mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya.
- Perbandingan kinerja dengan kinerja pesaing
Agung Podomoro membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 5,29 triliun pada tahun 2014, meningkat 8,1 persen dari Rp 4,9 triliun pada tahun 2013. Pendapatan berulang tercatat Rp 1,37 triliun, tumbuh 37,1 persen dibandingkan Rp 1 triliun pada periode yang sama tahun 2013.Laba kotor meningkat 12,7 persen yang mencapai Rp 2,65 triliun pada tahun 2014, meningkat dari Rp 2,35 triliun pada tahun 2013. Marjin laba kotor juga meningkat menjadi 50,1 persen pada tahun 2014 dari 48,0 persen pada periode yang sama tahun lalu. Laba komprehensif sebesar Rp 984,0 miliar pada tahun 2014, meningkat 5,8 persen dari Rp 930,3 miliar pada 2013.Namun, marjin laba komprehensif dan marjin laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) turun menjadi 18,6 persen dan 16,1 persen pada tahun 2014 dari 19,0 persen dan 17,4 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya secara berurutan.
Sedangkan Lippo pada tahun 2014 meraup laba bersih mencapai Rp 2,55 triliun, naik 107% dari 2013 yang meraup laba bersih sebanyak Rp 1,23 triliun. Berdasarkan pendapatan usaha yang diperoleh masing-masing perusahaan, Ciputra memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibanding pendapatan yang diperoleh Lippo dan Agung Podomoro. Jika besarnya pendapatan usaha diasumsikan sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan, maka dalam hal ini Ciputra memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja Lippo dan Agung Podo Moro.
c. Tindakan Korektif
Tindakan korektif yang dapat dilakukan:
- Pelatihan dan pengembangan karyawan
- Penambahan tenaga penjualan
- Perluasan pangsa pasar
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Dalam melakuakan usahanya Ciputra melakukan diversifikasi produk berupa real estate, hospital, university, apartement, hotel, mall. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan profit perusahaan. Analisis strategi yang digunakan adalah analisis SWOT dan matriks BCG yang menggambarkan kondisi perusahaan dan posisi produk di pasar. Analisis ini membantu perusahaan untuk tetap bertahan dalam dunia persaingan properti. Untuk tujuan jangka pendek satu tahun kedepan Ciputra perlu melakukan pengembangan pasar seiring dengan adanya MEA tahun2016. Selain itu Ciputra perlu melakukan tindakan korektif terkait dengan strategi yang digunakan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Erlangga: Jakarta.
Ciputra. http://www.ciputra.com/. Diakses pada Jumat, 27 November 2015 (pukul 11.00 WIB)
Doraemon. Analisis BCG. http: //www.doraemongroup442.blogspot.co.id/. Diakses pada Senin, 30 November 2015 (pukul 20.00 WIB)
IDX. Laporan Keuangan Tahunan. http://www.idx.co.id/. Diakses pada Selasa, 1 Desember 2015 (pukul 15.00 WIB)
Pengkajian Ulang, Pengevaluasian, dan Pengendalian
Strategi. http: //www.manajementelekomunikasi.org/. Diakses
pada Selasa, 1 Desember 2015 (pukul 15.00 WIB)